Saatnya HATI NURANI bicara


Jalan Panjang Menuju Perubahan by cgjyyh
November 11, 2008, 8:01 am
Filed under: politik, sosial masyarakat | Tags: , ,

Oleh Maria Hartiningsih dan Ninuk Mardiana Pambudy [KOMPAS}

Konferensi internasional untuk mempertemukan akademisi di bidang Kajian Perempuan dan Jender baru saja berlangsung di Bali. Diselenggarakan oleh Jaringan Kartini Asia (Kartini Asia Network, KAN), konferensi itu mengangkat tema, “Masa Depan Feminisme Asia Menghadapi Berbagai Bentuk Fundamentalisme, Konflik dan Neoliberalisme. ”

Barangkali hanya Kajian Perempuan dan Jender yang sepanjang sejarahnya bertaut erat dengan kerja para aktivis di tingkat akar rumput untukmempromosikan hak asasi manusia dan keadilan atas dasar relasi kuasa yang setara antara perempuan dan laki-laki.

Namun, kebertautan sejarah itu belum memberikan manfaat maksimal bagi aktivis maupun akademisi. Seperti dikemukakan aktivis dan Koordinator KAN, Nursyahbani Katjasungkana, selama ini lebih banyak akademisi berkutat dengan teori, sementara aktivis terus mengeksplorasi situasi riel di masyarakat.

Di depan sekitar 200 akademisi dan aktivis dari 22 negara Asia, Eropa, dan AS, Prof Saskia Wieringa dari Universitas Amsterdam, Belanda, mengatakan, “Kerja sama akademisi dengan aktivis sangat penting untuk
mengadvokasi hak asasi manusia dan demokrasi atas dasar kesetaraan dan keadilan, apalagi saat ini kita berada dalam kepungan berbagai bentuk fundamentalisme, konflik, dan neoliberalisme. ”

Berbagai peraturan dan kebijakan publik di banyak negara, menurut salah satu Koordinator KAN itu, banyak dipengaruhi sistem ekonomi neoliberal, sekaligus dinafasi oleh konservatisme agama.
“Dampaknya di masyarakat berjender,” lanjut salah satu Koordinator KAN tersebut.

Ia memberikan terminologi “the triangle of development” antara akademisi, aktivis, dan kebijakan publik. Strategi perubahan kebijakan publik hanya dimungkinkan kalau akademisi dan aktivis bekerja bersama-
sama membangun teori dan strategi advokasi.

Prof Chang Pilwha dari Jurusan Kajian Perempuan, Ewha Woman’s University, Seoul, Korea, memberikan beberapa bukti bagaimana Kajian Perempuan berperan dalam kancah politik nasional dan internasional.
Kajian Perempuan tak hanya memasuki wilayah terkait dengan relasi kuasa perempuan-laki- laki, tetapi secara lebih luas, antara yang kuat dan yang dilemahkan, dengan menggunakan perspektif feminis. Continue reading