Saatnya HATI NURANI bicara


Pembela Kaum Minoritas Raih Penghargaan Yap Thiam Hien Award by ratna ariani
December 12, 2008, 12:22 am
Filed under: sosial masyarakat | Tags: , , ,

Selamat untuk bu Musdah, seorang perempuan yang peduli dan senantiasa gigih memperjuangkan hak-hak kaum minoritas. Semoga semakin banyak perempuan belajar untuk memiliki semangat seperti bu Musdah, tidak berhenti dengan memikirkan keluarga dan kaumnya sendiri, tapi juga peduli kepada mereka yang lemah, terpinggirkan karena sistem dalam masyarakat yang berlaku. Sistem yang tidak ramah pada semua orang yang pada hakekatnya sama dihadapan Tuhan Sang Pencipta. (RA)

[DETIK] Jakarta – Siti Musdah Mulia, perempuan yang giat membela kelompok minoritas seperti gay, lesbian dan ahmadiyah mendapat penghargaan Yap Thiam Hien Award 2008. Ia dinilai sebagai sosok perempuan cerdas yang gigih memperjuangkan HAM.
“Siti membela hak minoritas, kelompok minoritas dalam hal ini membela HAM,” ujar pengacara senior yang juga penggagas penghargaan ini, Todung Mulya Lubis kepada wartawan di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2008).

Todung menilai Musdah sebagai orang yang betul-betul pro pada kemajemukan dan pluralisme. “Meskipun berlatar belakang Islam, dia berani memperjuangkan emansipasi bukan hanya Islam tapi juga luar Islam,” jelasnya.
Todung mengaku sosok Musdah dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk membangun Indonesia.
Pada saat pemberian penghargaan, Musdah tidak hadir karena sedang menunaikan ibadah haji di Makkah. Penghargaan ini diterima oleh Diana Nurmin (50) saudara dari Siti Musdah Mulia.

Sesaat setelah penghargaan itu, melalui teleconference Musdah, menyampaikan keterkejutannya atas penghargaan ini. “Saya terkejut saya tidak menduga mendapat penghargaan ini,” ujarnya.
Musdah mengaku, apa yang diperjuangkan merupakan sebagian tugas dari manusia untuk membela sesama yang mengalami diskriminasi.
“Ini panggilan hati sesuai yang dianjurkan agama saya. Saya yakin penghargaan ini untuk semua pejuang HAM,” tandasnya.

Musdah mulai terlibat advokasi Ahmadiyah sejak sekelompok pengikut Mirza Ghulam Ahmad terusir dari Nusa Tenggara Barat sekitar tahun 2000.
Rasa prihatin Musdah semakin bertambah ketika ada kabar kalau pemerintah akan menerbitkan surat keputusan bersama tiga menteri tentang aliran ahmadiyah. Dia menilai surat itu sebagai bentuk diskriminasi.
Ketika RUU Pornografi akan disahkan oleh DPR, lagi-lagi Musdah menentang. Dia meminta agar RUU ini ditunda pengesahannya.Didi Syafirdi


1 Comment so far
Leave a comment

Jika kita baca buku “Kenapa Berbikini Tak LAnggar UU Pornografi,” (ada di gramedia) maka yang menolak UU POrn seharusnya mendukung, sebalilknya yang mendukung seharusnya menolak. Kenapa bisa begitu? Dunia memang sudah terbolak-balik. Biar kita tidak terbolak-balik juga, maka buku di atas sangat penting tuk dibaca.

Comment by Joe




Leave a comment