Saatnya HATI NURANI bicara


Renungan Sumpah Pemuda by ratna ariani
November 3, 2008, 12:19 am
Filed under: sosial masyarakat | Tags: , , ,

Bisakah kita bayangkan, kalau Bahasa Indonesia menjadi bahasa dunia? Kalau orang Jepang yang taat katakana harus menghafal ucapan dan sambutan dalam bahasa kita? Kalau orang Arab berlomba-lomba memasang petunjuk jalan dalam Bahasa Indonesia? Kalau orang Perancis memasang penjelasan barang dan harga gantungan kunci mereka dalam bahasa kita dan tanda ‘Rp’? Kalau anak-anak Amerika bisa menyanyikan Nina Bobok? Bisa terbayangkah?

Pada saat itu kota-kota besar dunia telah dipenuhi oleh orang-orang Indonesia yang makmur gemah ripah loh jinawi, untuk berdagang, berbisnis, berinvestasi, atau sekedar belanja dan membangun hidup. Rupanya orang-orang ini tidak semuanya bisa bahasa Inggris, Jepang atau Perancis, sehingga para pedagang, para pengusaha, para pencari modal yang berebutan ingin didatangi dan ditoleh oleh orang Indonesia berupaya keras untuk bisa bahasa Indonesia.

Pada saat itu universitas-universitas Indonesia menjadi pusat rujukan kemajuan peradaban dunia. Dan mata pelajaran diajarkan dalam bahasa Indonesia, sehingga penting sekali orang Jepang, Cina, Eropa dan Amerika belajar bahasa Indonesia dan belajar berbagai sistim yang diciptakan kakek nenek kita.

Pada saat itu prestis sekali kalau anak kecil bisa bahasa Indonesia, karena artinya mereka adalah anak masa depan… penerus generasi yang sadar globalisasi, siap menyongsong peradaban dunia yang berpusat di Tanah Indonesia.

Pada saat itu nasi kapau, sayur asem dan ayam rica-rica ada di ginza, Champs Elisees, 42nd st dan berbagai pusat gengsi lainnya, ditulis oleh penulis kuliner top dunia, dan makan karedok adalah bagian dari gaya hidup dunia.

Twin Towers dulu dibangun oleh sekelompok orang yang membayangkan dua buah tower sebagai pusat perdagangan dunia. Dan ‘bayangan’ tersebut menjadi kenyataan. Eifel dapat kita nikmati berkat sekelompok orang yang ingin Paris menjadi pusat atraksi dunia. Dan keinginan tersebut menjadi kenyataan.

Kemapuan kita membayangkan adalah awal dari mimpi kita, dan mimpi adalah awal segala daya upaya kita di dunia fana ini.

Impian tersebut dapat diwujudkan oleh kita, yang sedang membaca tulisan ini. Bukan para pejabat yang kerap kita jadikan kambing hitam dari diamnya kita, bukan pula para koruptor yang kerap kita caci maki dan membuat waktu kita habis untuk mulai bermimpi dan berupaya memulai kerja mulia.

Tidak mungkin?
Mustahil?
Angan-angan?

Siapalah kita untuk menentukan masa depan dan berkata mustahil? Kita semua hanyalah hamba Allah yang disuruh untuk membawa rahmat bagi segala umat. Dan hasilnya Allah jugalah yang menentukan. Telah diciptakanNya galaksi yang makro sampai atom yang mikro, yang semua berputar hanya untukNya. Mengubah nasib suatu bangsa hanya seperti membalik telapak tangan bagiNya, apabila bangsa tersebut mau bekerja dan berdoa menengadah padaNya. Apa yang tak mungkin bagiNya? Beranikah kita berkata tak mungkin?

Tinggal mulut kita yang menjawab, otak kita yang berputar dan tangan kita yang bekerja. Hidup kita tak lama lagi di dunia ini. Sudahkah kita menjadi rahmat bagi alam? Setidaknya bagi bangsa?

Seruan Merdeka! dulu diserukan untuk membebaskan diri dari penjajahan … Seruan Merdeka masih dibutuhkan untuk meningkatkan martabat bangsa, membangun kemuliaan bangsa.. bebas dari cercaan diri, mengutuk orang lain tanpa membangun mimpi untuk bangsa, menyalahkan keadaan dan … Sang Pencipta.

Marilah kita mulai membayangkan, mulai bermimpi, mulai mengajak orang lain turut bermimpi, dan kalau tak ada yang lain yang ingin bermimpi, mari kita mulai kerja mulia kita. Karena setiap detik kita berusaha membawa kebaikan, Allah akan mencatat ponten akhirat kita…. Dan hidup kita tak lama lagi.

Selamat membayangkan! Selamat bekerja.. setidaknya selamat menyampaikan pesan ini sampai ke jumlah orang yang cukup banyak untuk membuat tulisan ini menjadi kenyataan. Hanya anda yang bisa!

28 Oktober 2008… Terinspirasi pesan Mbak Wieke Gur.


1 Comment so far
Leave a comment

Tak ada salah, orang tua juga perlu merenung kembali dan bersumpah.

Temukan di:
http://opiniorangbiasa.blogspot.com/2008/10/sumpah-orang-tua.html

Comment by GG




Leave a reply to GG Cancel reply